Rekonstruksi Visi & Misi UMKM: Endgame yang Lestari

Pada Oktober lalu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, Semuel Abrijani Pangerapan dalam acara UMKM Go Online Virtual Expo 2022 menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, lebih dari 64 juta UMKM, dan sekitar 97 persen tenaga kerja secara nasional berasal dari kinerja UMKM tersebut dan menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,34 persen. Berdasarkan jumlah tersebut, telah tercatat sebanyak 13 juta UMKM berasal dari wilayah Jabodetabek. Bisa dibayangkan apabila 13 juta pelaku UMKM di Jabodetabek itu semua sukses, fasih literasi keuangan, dan teknologi digital, dampaknya akan seperti apa terhadap perputaran bisnis dan ekonomi Indonesia?

Dalam menjalankan sebuah usaha, setiap pelaku UMKM perlu mengetahui apa yang menjadi endgame dari usaha yang dijalankan. Sebuah endgame dapat dianalogikan sebagai visi dan misi dari setiap pemilik usaha. Terkadang, visi dan misi hanya terbatas pada lembar kertas, namun visi dan misi merupakan sebuah harapan yang dapat dijadikan sebagai sebuah 'energi' setiap pelaku UMKM agar dapat mengembangkan usahanya. Maka dari itu, penting bagi setiap pelaku UMKM untuk merefleksikan apakah tujuan akhir yang dapat dibayangkan dan diharapkan dari kerja keras dalam usaha miliki?

Menjalankan usaha kini tidak lagi hanya bertumpu pada pendapatan (profit), melainkan juga kepada aspek Triple Bottom Line yaitu people, planet, dan profit. Setiap pelaku UMKM wajib untuk menyesuaikan pada prinsip Environment, Social, Government (ESG). Peralihan tujuan usaha menjadi bisnis lestari sudah menjadi sebuah tren yang diterapkan oleh banyak negara. Di tambah bisnis lestari inklusif dan memberikan kesempatan bagi siapa saja - tanpa pandang bulu untuk dapat bekerja sesuai yang diinginkan.

Dalam menciptakan bisnis lestari, pelaku UMKM perlu merenungkan kembali visi dan misi dari setiap usaha yang dijalankan. Melakukan observasi mengenai kegiatan yang dilakukan selama menjalankan usaha, baik secara internal maupun eksternal; tim seperti apa yang diperlukan untuk bisa mengembangkan usahanya? Apa yang dibutuhkan untuk memperkuat fondasi bisnis, baik dari sisi organisasi, perilaku, budaya, pola pikir, proses, logistik atau lainnya?

Membantu UMKM menjadi kuat dan maju menjadi salah satu motivasi ASYX untuk terus berupaya merangkul pelaku UMKM di berbagai provinsi dan daerah, agar dapat mewujudkan Indonesia yang kuat dengan membantu menciptakan UMKM menjadi bisnis yang lestari.

Dengan tujuan menciptakan Bisnis Lestari ini, ASYX telah berkolaborasi dengan United Nations Development Programme (UNPD) bersama dengan Kementerian Koperasi & UMKM, ukmindonesia.id, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), dan Global Reporting Initiative (GRI), serta berbagai macam inkubator, diantaranya The Local Enablers, Universitas Katolik Parahyangan, ukmindonesia.id, dan Founders Talent untuk hadir di Bogor dan menjalankan "Program Pelatihan dan Pendampingan UMKM Transformasi Menuju Bisnis Lestari."

Diselenggarakan di dua lokasi sekaligus: Hotel Ibis Style dan Hotel Swiss-bel, Bogor, program dari ASYX ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta UMKM yang telah berhasil melalui proses seleksi, berdasarkan antara lain: profil perusahaan, laporan keuangan, dan keaktifan sosial media usahanya. Diawali dengan kewajiban para peserta untuk menyimak video tumbu.id, selama tiga hari, peserta UMKM kemudian mengikuti serangkaian acara yang sudah disusun oleh ASYX dan para mitra kolaborasinya melalui Modul Bisnis Lestari - baik yang video maupun materi - yang berfokus pada pilar Bisnis Lestari: People, Planet & Profit (aspek sosial, lingkungan, ekonomi).

Melalui kegiatan bisnis lestari, Pelaku UMKM diperkenalkan dengan perangkat GUSTI, yaitu: Gesit digital, Untung, Sirkuler, Tahan banting, dan Inklusif. Dalam menjalankan usaha, konsistensi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam menjalankan serta mengembangkan usahanya. Seringkali pelaku UMKM hanya berfokus kepada pembuatan strategi, tanpa berpikir panjang terhadap bagaimana menjalankan dan mempertahankan sisi teknisnya. Pengenalan terhadap perangkat GUSTI ditujukan agar setiap pelaku UMKM dapat berinovasi dan meningkatkan daya saing melalui pola pikir (mindset), keterampilan dan pengetahuan atau skill set, maupun alat dan metode atau tool set.

ASYX bersama dengan mitra dan stakeholder yang terlibat mengharapkan agar baik peserta Bisnis Lestari maupun seluruh pelaku UMKM bisa lebih berani mimpi lebih besar dalam mencapai endgame yang ingin dicapai. Melalui refleksi kembali visi dan misi yang telah dibuat oleh setiap pelaku UMKM, mereka dapat mengobservasi kembali apa yang menjadi peluang baik untuk mereka dapatkan dalam menciptakan bisnis yang lestari.