Ketika gempa bumi berkekuatan 5,6 SR terjadi di Cianjur pada hari Senin, 21 November 2022 lalu, tidak ada orang yang bisa membayangkan kerusakan bangunan yang bakal terjadi sebagai akibatnya. Menurut media @CNBCIndonesia, hingga akhir tahun lalu, jumlah pengungsi mencapai 114.683 jiwa yang berasal dari 41.166 KK.
Memasuki tahun baru, Wahana Visi Indonesia sebagai organisasi yang memfokuskan diri dalam pemberdayaan anak, keluarga dan masyarakat yang paling rentan melalui pendekatan pengembangan masyarakat, advokasi dan tanggap bencana untuk membawa perubahan yang berkesinambungan tanpa membedakan agama, ras, suku, dan gender mengembangkan suatu program kolaborasi yang mereka namakan Proyek SinerGi (Supporting Disaster Preparedness of Local NGOs and Communities) yang merupakan proyek kolaborasi bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) dan RedR Indonesia dengan dukungan dari USAID. Kegiatan pemberdayaan ini dilaksanakan di Kabupaten Cianjur selama 2 hari yaitu pada tanggal 11-12 Februari di Kecamatan Cianjur dan Cugeunang.
Hadir mewakili ASYX, ASYX CEO's Office - Industry Partners, Fahmi Imam Fauzy dan ASYX Impact dan Advisory Project Lead, Diana Octary menjadi bagian dari sosial support system WVI untuk masyarakat yang terdampak bencana agar kembali bangkit.
Dalam penanganan sebuah bencana, terutama pasca bencana, dukungan psikososial ekonomi memainkan peranan penting dalam pemulihan ekonomi wilayah tersebut. ASYX sebagai perusahaan yang berpengalaman dalam pemberdayaan pengembangan kapasitas UMKM serta supply chain finance melakukan pendampingan dengan memberikan pengetahuan serta berbagi pengalaman kepada para warga di Kecamatan Cianjur dan Cugeunang dengan harapan hal itu dapat memotivasi mereka untuk kembali bangkit dan memulai lagi usaha mereka masing-masing.
Sebelum melakukan pendampingan, baik Fahmi maupun Diana terlebih dahulu telah melakukan observasi akan kondisi para warga. Fahmi dan Diana mengayomi kelompok yang berbeda dan secara seksama mengajukan serangkaian pertanyaan, untuk mendapat gambaran yang jelas akan bagaimana kondisi usaha mereka baik sebelum dan sesudah bencana alam itu terjadi. Setelah itu, Fahmi dan Diana berbagi informasi kepada para warga di kelompok mereka dapat memulai lagi usahanya, meningkatkan manajemen usaha, dan menerapkan aspek ekosistem lingkungan yang baik dalam kegiatan usahanya.
Secara sederhana, masing-masing perwakilan ASYX ini menjelaskan bagaimana dalam era ini, para pelaku usaha perlu sadar digital teknologi, bagaimana menerapkannya dalam usahanya agar tercipta usaha yang efisien dan efektif hingga dapat menekan biaya-biaya produksi, serta bagaimana menciptakan pertukaran informasi sesama pelaku usaha, agar kolaborasi dan jalinan kerjasama usaha dapat mempercepat pemulihan komunitas yang terdampak bencana.
"Ini sebuah pengalaman yang sangat berkesan, karena ASYX diberi kesempatan untuk memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM yang terdampak gempa bumi Cianjur. Pelajaran penting bahwa bantuan tidak harus selalu dalam bentuk materi, karena yang tak kalah penting adalah pendampingan dan pemulihan dari segi psikologis dan sosial (psikososial) kepada para pelaku usaha lokal," jelas Diana.
"Program pengembangan di berbagai sektor, terutama sektor ekonomi pasca bencana gempa Cianjur sangat menentukan kelangsungan hidup masyarakat untuk kedepannya. Strategi pengembangan ekonomi ini juga tidak cukup hanya sekali dijalankan, melainkan perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan," tambah Fahmi.
Apabila berminat untuk bergabung dengan ASYX dalam program pendampingan UMKM, Advisory, Sosial Lingkungan, and Pendidikan, mohon menghubungi: diana.octary@asyx.com.
Bila Anda berasal dari Badan Pemerintah dan atau Asosiasi dengan minat untuk berkolaborasi, bisa menghubungi: fahmi.fauzy@asyx.com